Pemerintah
Desa Tumbak Bayuh Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Bali melakukan kunjungan
lapangan ke Desa Wisata Krebet kalurahan Sendangsari. Kali ini ada hal yang
lain dari biasanya. Kunjungan Pemerintah Desa Tumbak Bayuh ini dalam rangka
Orientasi Lapangan untuk meningkatkan kapasitas pamong-pamong di desa Tumbak
Bayuh.
Diskusi
yang diadakan di Desa Wisata Krebet dihadiri juga oleh Lurah Sendangsari juga
Panewu Pajangan. Dalam kunjunganya ini beberapa hal yang menjadi pembahasan
adalah bagaimana di Desa Wisata Krebet dan kalurahan Sendangsari terjadi
kesetaraan gender dan juga akulturasi budaya yang ada.
Sebagai
contoh Desa Wisata Krebet dalam kepengurusan organisasi Pengelola Desa Wisata
sangat mempertimbangkan adanya kesetaraan gender. Baik pria maupun Wanita tidak
ada yang membedakan. Hal yang membedakan hanyalah kapasitas masing-masing
individu, namun dengan demikian dengan adanya perbedaan individu tidak lantas menjadi
sesuatu yang timpang, semua saling menutupi kekurangan masing-masing dengan
tujuan kemajuan yang ada di Pengelola Desa Wisata Krebet. Disisi lain Lurah Sendangsari
juga menyampaikan bahwasanya di Kalurahan Sendangsari juga terus mengupayakan
kesetaraan gender dengan menggerakkan Kelompok PKK yang anggotanya merupakan Ibu-ibu
kader pilihan dari setiap dusun yang ada di kaluraha sendangsari.
Selain
diskusi kesetaraan gender pertemuan antara pemerintah Desa Tumbak Bayuh,
Pengelola Desa Wisata Krebet, Kalurahan Sendangsari, dan juga Kapanwon Pajangan
juga membahas tentang budaya yang ada di kapanewon Pajangan. Kebudayaan yang
ada di kapanewon Pajangan merupakan akulturasi budaya nenek moyang bangsa Indonesia
utamanya masyarakat Jawa yang ada di Pajangan dengan berbagai macam budaya yang
dibawa oleh agama yang tidak bisa dipungkiri masuk kedalam kehidupan masyarakat.
Terjadinya akulturasi ini tak lantas membuat masyarakat meninggalkan budaya
yang sudah ada dizaman dahulu. Dengan dipadupadankan kebudayaan lama dengan
kebudayaan baru maka terjadi sebuah inspirasi mengenai kebudayaan yang tanpa batas,
karena Kembali ke hakikat kebudayaan yang merupakan hasil cipta, rasa, dan
karsa pola piker manusia yang semakin berkembang.
Hal
ini juga terjadi di masyarakat Tumbak Bayuh. Dimana kesetaraan gender dan juga
akulturasi budaya yang ada di desa Tumbak Bayuh juga menjadi topik hangat yang
sedang ditigkatkan kembali untuk mencapai sebuah kesejahteraan bagi masyarakat
Tumbak Bayuh pada umumnya.
0 comments